Laporan24H
Laporan24H - Payudara dengan ukuran besar kerap dikaitkan dengan wanita. Meskipun pada beberapa pria, mereka bisa memiliki payudara dengan ukuran besar bahkan meski tubuhnya tidak terlalu gemuk.
Menurut spesialis bedah plastik dari RS Onkologi Surabaya, dr Beta Subakti Nata'atmaja SpBP-RE(K), kondisi ini disebut sebagai ginekomastia. Pada ginekomastia, pria yang lazimnya tidak mengalami perkembangan jaringan susu, justru jaringan susunya berkembang. Akibatnya, bentuk payudara mereka jadi lebih besar dari seharusnya.
"Namun, ada kondisi di mana bukan jaringan susu yang membesar tetapi hanya lemaknya saja, ini dinamakan pseudoginekomastia, mirip ginekomastia," kata dr Beta saat berbincang dengan detikHealth, Jumat (5/2/2016).
Ginekomastia terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormonal di dalam tubuh pria antara esterogen (hormon wanita) dan testoteron (hormon pria). dr Beta mengatakan, hal ini bisa terjadi pada bayi yang baru lahir akibat pengaruh hormon si ibu dan anak laki-laki yang mengalami pubertas.
Ginekomastia yang terjadi pada saat anak lelaki mengalami pubertas disebut juga pubertal gynecomastia. Tapi, sekitar 75 persen kondisi itu dikatakan dr Beta akan hilang dalam dua tahun. Selain itu, ginekomastia juga bisa terjadi akibat konsumsi obat-obatan tertentu, penyakit hati, atau kelainan genetik.
dr Beta mengungkapkan, problem utama yang sering terjadi pada pria dengan ginekomastia adalah masalah psikologis di mana mereka sering merasa malu ketika dihadapkan pada kondisi yang mengharuskan bertelanjang dada atau berbaju ketat. Misalnya saja saat sedang berenang atau berolahraga.
"Dengan adanya perkembangan kelenjar payudara yang berlebihan perlu diwaspadai juga kemungkinan terjadinya keganasan seperti kanker, meskipun angkanya amat kecil yakni sekitar tujuh persen," lanjut dr Beta.
Pada pria gemuk, jika penurunan berat badannya bertahap dan perlahan, menurut dr Beta ukuran payudaranya juga akan menyesuaikan alias mengecil tanpa disertai kelebihan kulit yang berlebihan atau menggelambir secara signifikan.
"Namun, ada kondisi di mana bukan jaringan susu yang membesar tetapi hanya lemaknya saja, ini dinamakan pseudoginekomastia, mirip ginekomastia," kata dr Beta saat berbincang dengan detikHealth, Jumat (5/2/2016).
Ginekomastia terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormonal di dalam tubuh pria antara esterogen (hormon wanita) dan testoteron (hormon pria). dr Beta mengatakan, hal ini bisa terjadi pada bayi yang baru lahir akibat pengaruh hormon si ibu dan anak laki-laki yang mengalami pubertas.
Ginekomastia yang terjadi pada saat anak lelaki mengalami pubertas disebut juga pubertal gynecomastia. Tapi, sekitar 75 persen kondisi itu dikatakan dr Beta akan hilang dalam dua tahun. Selain itu, ginekomastia juga bisa terjadi akibat konsumsi obat-obatan tertentu, penyakit hati, atau kelainan genetik.
dr Beta mengungkapkan, problem utama yang sering terjadi pada pria dengan ginekomastia adalah masalah psikologis di mana mereka sering merasa malu ketika dihadapkan pada kondisi yang mengharuskan bertelanjang dada atau berbaju ketat. Misalnya saja saat sedang berenang atau berolahraga.
"Dengan adanya perkembangan kelenjar payudara yang berlebihan perlu diwaspadai juga kemungkinan terjadinya keganasan seperti kanker, meskipun angkanya amat kecil yakni sekitar tujuh persen," lanjut dr Beta.
Pada pria gemuk, jika penurunan berat badannya bertahap dan perlahan, menurut dr Beta ukuran payudaranya juga akan menyesuaikan alias mengecil tanpa disertai kelebihan kulit yang berlebihan atau menggelambir secara signifikan.
Baca Juga : 7 Kasus Implan Payudara Yang Heboh
0 comments:
Post a Comment