Laporan24H
Laporan24H - Penggunaan ganja diketahui memiliki efek buruk bagi sistem memori otak. Studi terbaru dari Amerika Serikat mengatakan kebiasaan mengisap ganja berdampak di hari tua.
Studi terbaru yang diterbitkan di Jurnal JAMA Internal Medicine mengatakan kebiasaan mengisap ganja saat remaja membuat otak melemah di hari tua. Akibatnya, kemampuan mengingat dan kecepatan berpikir otak semakin menurun.
"Studi dilakukan kepada semua kalangan, pria dan wanita, kulit hitam dan putih, pendidikan tinggi dan rendah. Hasilnya sama, penggunaan ganja saat remaja akan berdampak pada otak di kalau tua," tutur Dr Reto Auer yang melakukan penelitian, dikutip dari CNN, Kamis (11/2/2016).
Penelitian dilakukan sejak tahun 1990 hingga 2015. 5.000 remaja dan dewasa mudah berusia 18 hingga 30 tahun disurvei penggunaan ganjanya. Setelah 25 tahun, mereka kembali di tes kecepatan berpikir dan mengingat kata.
Studi lain di Selandia Baru menunjukkan hal yang sama. Mereka yang menggunakan ganja mengalami penurunan IQ (Intelligence quotient) secara signifikan. Bahkan penggunaan ganja juga berpengaruh terhadap prestasi sekolah.
Hasil studi menemukan mereka yang menggunakan ganja sebelum berumur 17 tahun memiliki risiko 60 persen tidak menyelesaikan pendidikan. Selain itu, mereka juga 7 kali lebih berisiko melakukan bunuh diri dan 8 kali lebih berisiko menggunakan obat terlarang lain di kemudian hari.
Wayne Hall dari Center for Youth Substance Abuse Research, University of Queensland Australia, mengatakan harus ada kebijakan khusus yang membuat remaja enggan menggunakan ganja. Sebabnya, masih banyak remaja yang menganggap ganja tidak lebih berbahaya daripada rokok.
"Ganja memang sekilas tidak berbahaya, Anda mengisapnya dan merasa senang. Namun efek ganja tidak dirasakan besok atau lusa, namun 10 atau 20 tahun mendatang ketika Anda sudah dewasa dan berkeluarga," tuturnya.
"Studi dilakukan kepada semua kalangan, pria dan wanita, kulit hitam dan putih, pendidikan tinggi dan rendah. Hasilnya sama, penggunaan ganja saat remaja akan berdampak pada otak di kalau tua," tutur Dr Reto Auer yang melakukan penelitian, dikutip dari CNN, Kamis (11/2/2016).
Penelitian dilakukan sejak tahun 1990 hingga 2015. 5.000 remaja dan dewasa mudah berusia 18 hingga 30 tahun disurvei penggunaan ganjanya. Setelah 25 tahun, mereka kembali di tes kecepatan berpikir dan mengingat kata.
Studi lain di Selandia Baru menunjukkan hal yang sama. Mereka yang menggunakan ganja mengalami penurunan IQ (Intelligence quotient) secara signifikan. Bahkan penggunaan ganja juga berpengaruh terhadap prestasi sekolah.
Hasil studi menemukan mereka yang menggunakan ganja sebelum berumur 17 tahun memiliki risiko 60 persen tidak menyelesaikan pendidikan. Selain itu, mereka juga 7 kali lebih berisiko melakukan bunuh diri dan 8 kali lebih berisiko menggunakan obat terlarang lain di kemudian hari.
Wayne Hall dari Center for Youth Substance Abuse Research, University of Queensland Australia, mengatakan harus ada kebijakan khusus yang membuat remaja enggan menggunakan ganja. Sebabnya, masih banyak remaja yang menganggap ganja tidak lebih berbahaya daripada rokok.
"Ganja memang sekilas tidak berbahaya, Anda mengisapnya dan merasa senang. Namun efek ganja tidak dirasakan besok atau lusa, namun 10 atau 20 tahun mendatang ketika Anda sudah dewasa dan berkeluarga," tuturnya.
Baca Juga : STOP ROKOK , Jika Ingin Mempunyai Anak
0 comments:
Post a Comment